Kamis, 28 Agustus 2014

Sejarahnyaa

Sejarah Arung Jeram Atau Rafting
Arung Jeram atau rafting adalah suatu olah raga yang sangat menantang  dan mempunyai reisiko yang tergolong bahaya, itu menurut orang yang masih belum tau atau awan mengenai arung jeram atau rafting. Bagi seorang Rafter Profesiona atau pecinta arung jeram atau rafting, mengatakan bahwa bahanya malahan perjalanan menuju sungai.
John Macgregor seorang pramuka pada abad yang ke 19 mengembangkan kendaraan air ini untuk rekreasi dan olah raga yang diberi nama arung jeram atau dalam bahasa inggris rafting. Seiring perkembangan jaman yang terus berkembang, orang tertarik pada keindahan dan lingkungan pada sungai dan terus  menerus mengembangkan kegiatan arung jeram atau rafting  ini. Bahan atau Material perahu yang digunakan untuk arung jeram atau rafting ini juga berkembang hingga ke plastik, aluminium, fiberglass dan karet.
Selanjutnya orang mulai berfikir bagaimana caranya agar dapat mengarungi sungai dengan kendaraan yang dapat menampung penumpang lebih banyak dan perbekalan. Setelah perang dunia II usai, perahu angkatan laut milik Amerika mulai digunakan untuk mengarungi sungai. Namun perahu ini didesain untuk menerjang ombak laut, bukanlah untuk di jeram. Arung jeram atau rafting dilakukan dengan menggunakan perahu bulat banyak orang menyebutnya dengan nama  "Basket Boat" karena bentuknya mirip keranjang. Perahu ini selalu penuh dengan air bahkan hanya dengan melewati jeram kecil. Sampai saat ini perahu jenis ini masih digunakan pada sungai yang mudah.
Selanjutnya pada tahun 1950an, arung jeram atau rafting mulai banyak digemari oleh masyarakat, peningkatan kualitas perahu arung jeram atau rafting pun mulai ditingkatkan. Maka mulailah diproduksi perahu khusus untuk arung jeram atau rafting dengan berbentuk khusus yang agak naik pada bagian depan dan pada bagian body belakangnya dengan bahan material yang lebih kuat dan dapat mengangkut banyak orang dan perbekalanya.
Pada tahun 1983, para pecinta atau pengarung jeram atau rafting tidak mempunyai pilihan lain selain menimba air untuk mengeluarkan air di dalam perahu arung jeram atau rafting setelah melintasi jeram. Para pengarung jeram atau rafting sering sekali mengalami mimpi buruk bila harus kehilangan timba atau ember untuk menimba atau menguras perahu arung jeram atau rafting
Setelah beberapa kali mengalami percobaan, pada tahun 1983an perahu arung jeram atau rafting  dapat mengeluarkan air sendiri dan di sebut Self Bailer, perahu atau kapal arung jeram atau rafting ini berhasil di produksi oleh Jim Cassady. Kunci kesuksesan perahu atau kapal arung jeram ini adalah lantainya yang diberi dengan angin. Lantai dasar yang berisi udara ini akan selalu mengapung apabila berada di atas permukaan air ataupun di jeram sehingga dengan sendirinya air dapat keluar melalui lubang-lubang di sekeliling lantai perahu arung jeram atau rafting
Perkembangan arung jeram atau rafting di Indonesia pada saat itu adalah ketika di adakanya Lomba Arung Jeram Sungai Citarum I . Klub-klub pecinta alam seperti Wanadri dan MApala UI yang kemudian melakukan serangkaian kegiatan ekspedisi. Selain menggunakan perahu karet kegiatan ini juga sudah dikembangkan dengan menggunakan kayak dan canoe.
Melihat perkembangan arung jeram atau rafting di Indonesia yang sangat pesat pada era 90-an, beberapa penggiat arung jeram atau rafting mulai membutuhkan suatu wadah komunikasi bagi para penggiat arung jeram atau rafting di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1996, berdiri Federasi Arung Jeram Indonesia, yang dibidani oleh 30 klub arung jeram baik komersil maupun amatir. Ini adalah satu titik tolak menuju perkembangan orde baru dalam dunia arung jeram Indonesia.